PERUBAHAN PSIKOLOGI TERHADAP MASA KEHAMILAN
MAKALAH TENTANG PERUBAHAN
PSIKOLOGI TERHADAP MASA KEHAMILAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 4
Ø
BORA DORTY MARINDA MALAU
Ø
YULIANTI LUBIS
DOSEN PEMBIMBING : NURLELA JULIANI, SST
AKADEMI
KEBIDANAN PEMKO TEBING TINGGI
TAHUN AJARAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena kasih karunia-Nya kami masih
diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGI DALAM MASA KEHAMILAN”. Makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah “ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
mahasiswa kebidanan.
Penulis
Tebing
Tinggi, September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita.
Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kehamilan merupakan fenomena normal yang
terjadi karena adanya pertemuan sel sperma dengan sel telur di tuba fallopi,
kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan berkembang menjadi janin,
lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu.
Proses kehamilan yang dialami setiap wanita akan menimbulkan
perubahan–perubahan pada fisik, maupun psikologis. Direncanakan atau tidak,
calon ibu perlu mempersiapkan diri secara psikologis sejak sebelum, selama, dan
sesudah kehamilan. Perubahan–perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan,
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Sangat disayangkan sekali,
ketika wanita mengetahui terjadi perubahan dalam dirinya, akan tetapi tidak
mengetahui bagaimana perawatan kehamilannya (Manuaba, 2008).
Perkembangan dan perubahan–perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan
tidaklah sama, tetapi tergantung pada usia kehamilannya. Pada trimester pertama
kehamilan (0-12 minggu) merupakan awal kehamilan, belum terlihat perubahan yang
nyata pada tubuh. Tetapi sesungguhnya tubuh secara aktif bekerja untuk
menyesuaikan secara fisik dan emosional dalam proses kehamilan. Beberapa
perubahan pada tubuh ibu hamil di trimester pertama, antara lain pembesaran
payudara, sering buang air kecil, konstipasi, mual dan muntah pada pagi hari (morning
sickness), merasa lelah, sakit kepala, kram perut, penambahan berat badan.
Dalam tahapan inilah sikap positif wanita hamil terhadap dirinya cukup jelas.
Pada trimester kedua kehamilan (13–28 minggu), berupa pembesaran pada
payudara dan abdomen yang semakin nyata serta terjadi penebalan pinggang,
perubahan pada kulit, rambut serta kuku. Ibu juga dapat merasa sakit diperut
bagian bawah, sering sendawa dan buang angin, muncul sifat pelupa, pusing,
mimisan, gusi berdarah secara tiba-tiba. Selain itu adalah pengeluaran
colostrum, kadang-kadang mendengkur, serta timbul oedema pada daerah wajah dan
ekstremitas.
Trimester ketiga kehamilan (29–40) minggu, merupakan kesiapan untuk
menjelang kelahiran anak. Kebanyakan wanita hamil dalam tahap ini sering
mengalami gangguan tidur, rasa sakit dipunggung, muncul varices, sering-sering
buang air kecil, cairan vagina makin banyak. Pada tahapan ini, sering timbul
konflik antara sensasi tubuh, perasaan bergantung dan kenyataan tanggung jawab
untuk menerima peran sebagai ibu (Maulana, 2008).
Banyak sekali perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan, diduga akan
mempengaruhi rasa nyaman selama proses kehamilan. Kebanyakan wanita hamil telah
mengetahui bahwa kehamilan adalah kewajaran yang sempurna yang harus dirawat,
tetapi bukan penyakit yang harus dijauhi. Belakangan ini wanita hamil telah
mengetahui bahwa selama kehamilan akan mengalami perubahan pada tubuhnya yang
bersifat sementara bukan permanen. Beberapa kunjungan kehamilan, wanita hamil
mengeluh mengalami gangguan rasa nyaman akibat dari perubahan fisik selama
kehamilan, mereka mengeluh tidak nyaman dengan tubuhnya, rasa percaya diri
sangat kurang terhadap penampilan. (Susanti, Ni Nengah. 2008).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
2.1.1.
Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan
(Mandriwati,2008).
Ada beberapa pengertian yang terkait dengan kehamilan sebagai berikut :
1. Menurut Manuaba (2008)
1. Menurut Manuaba (2008)
Kehamilan merupakan proses mata rantai yang berkesinambungan terdiri dari
ovulasi : pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan placenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum ( konsepsi
) dan nidasi hasil konsepsi.
3. Menurut
Abdul Bari Saifudin (2008),
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Selama kehamilanya, ibu hamil dianjurkan melakukan kunjugan antenatal
minimal 4 kali. Kehamilan dibagi menjadi III trismester yaitu pada Tm I 1 kali,
Tm II 1 kali, Tm III 2 kali, guna untuk mengetahui masalah kesehatan selama
kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis yang dapat mengancam
kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain
hiperemesis gravidarum, pendarahan, anemia, eklampsia, nyeri perut yang hebat,
pusing terus-menerus, gangguan penglihatan, demam, serta terjadi iritasi dan
infeksi pada vagina (Sarwono, 2006).
2.1.2
Psikologis
Psikologis adalah (sifat) tentang jiwa, kejiwaan (Balhagi,2005). Psikologis kehamilan adalah Suatu keadaan depresi pada ibu yang sedang
mengandung disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang
mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal,
jenuh, atau sedih.
2.2 Penyebab
Perubahan Psikologis dan Fisiologis Selama Kehamilan
Ada dua penyebab terjadinya perubahan psikologis dan fisiologis pada ibu
hamil, diantaranya adalah :
a. Selama kehamilan tubuh akan menghasilkan banyak hormone progesterone yang
sama konsistensinya meningkat persis sebelum timbulnya menstruasi karena
peningkatan hormone hampir semua wanita bahkan pada kehamilan yang paling
positif ibu akan merasakan depresi rasa takut dan bimbang.
b.
Hormone estrogen ibu meningkat
dan menyebabkan ibu merasa mual dan muntah pada pagi hari, sering buang air
kecil, dan payudara terasa nyeri. Ibu merasa tidak sehat sehingga sulit bagi
ibu ini merasakan kebahagian atas kehamilanya. Hal ini dapat terjadi pada psikologis
dan fisiologis ibu secara fisik.
PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN
Konsepsi dan implantasi (nidasi)
sebagai titik awal kehamilan yang ditandai dengan keerlambatan datang bulan
dapat menimbulkan perubahan baik rohani maupun jasmani. Bagi pasangan dengan
perkawinan yang didasari “cinta” keterlambatan datang bulan merupakan salah
satu hal yang menggembirakan, karena ini merupakan hasil cinta dan akan membuat
semakin kokohnya hubungan mereka dengan kehamilan yang didambakan. Keinginan
untuk memastikan kehamilan makin mendesak, dan akan segera melakukan
pemeriksaan terutama keluarga yang telah lama mendambakan keturunan. Setelah
terbukti hamil, perasaan gembira dan cinta makin bertambah, yang menjiwai
suasana keluarga tetapi kebahagiaan tersebut kadang diikuti perasaan cemas
karena ketakutan pada kemungkinan keguguran.
Bagi pasangan yang kehamilannya
tidak dikehendaki, akan muncul kegelisahan dan kecewa serta berusaha
menghilangkan buah kehamilannya dengan cara apapun. Pada keadaan seperti ini
peranan bidan atau tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi serta konseling. Hal ini dikarenakan sebab
kehamilan bukanlah proses biologi semata, tetapi lebih dari sebagai karunia
dari Tuhan Yang Maha Esa. Tindakan apapun yang dilakukan dengan tujuan
menghilangkan kehamilan adalah pembunuhan.
Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila tidak membenarkan tindakan
“aborsi” dan ini didukung undang-undang kesehatan Indonesia yaitu Undang-Undang
No 23 Tahun 1992 terutama tercantum dalam pasal 15. Selain itu secara agama
melakukan aborsi ini adalah termasuk dosa besar.
Kadang-kadang akibat pergaulan
remaja yang bebas dapat menjurus ke seks bebas, yang dapat menyebabkan
kehamilan yang tidak dikehendaki. Remaja yang kehamilannya diingkari situasi
cemas dan stres akan menghantui dirinya, takut mengatakan kepada orangtuanya
dan biasanya akan menarik diri dari pergaulan akibat rasa malu telah melakukan
perbuatan yang dilarang agama.
Periode syok dan menyangkal
kehamilan kemudian kebingungan dan preocupation dengan berbagai masalah yang
diperkirakan penyebabnya terdiri dari 3 faktor, yaitu :
Ø
Persepsi terhadap kehamilan
Ø
Dukungan situasional
Ø
Mekanisme coping
Proses
psikologi ini sering terlihat berhubungan dengan perubahan biologik yang
mengambil peran dalam tiga tahapan kehamilan. Untuk lebih memahami perubahan
dan adaptasi psikologi pada ibu hamil akan dibahas lebih rinci pada setiap
trimester dalam uraian berikut ini :
1. Trimester I
Trimester
pertama sering disebut sebagai masa penentuan. Penentuan untuk membuktikan
bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologi pertama
sebagai calon ibu untuk menerimaan kenyataan akan kehamilannya.
Selain itu akibat dari dampak
terjadinya peningkatan hormone estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil
akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan, kesedihan.
Dia akan merenungkan keadaan
dirinya. Dari munculnya kebingungan tentang kehamilannya dengan pengalaman
buruk yang pernah dialaminya sebelum kehamilan, efek kehamilan yang akan
terjadi pada hidupnya (terutama jika ia wanita karir), tanggungjawab baru atau
tambahan yang akan dipikul, kecemasan tentang kemampuan dirinya untuk menjadi
seorang ibu, keuangan dan rumah, penerimaan kehamilannya oleh orang lain. Saat
itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama berupa mual, lelah,
perubahan selera, emosional, mungkin mencerminkan konflik dan depresi yang dialami
dan dapat terjadi pada saat ia teringat tentang kehamilannya.
Kekhawatiran orangtua terhadap
kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil (Gaffney, 1988a). Kekhawatiran
pertama timbul pada trimester pertama dan berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan
kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu.
Kebingungan yang dialami ibu hamil
ini secara normal akan berakhir secara spontan pada saat dia menerima
kehamilannya. Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester pertama dan
didukung oleh perasaan yang cukup aman untuk mengungkapkan perasaannya terhadap
konflik yang dialami selama ini. Trimester pertama juga sering merupakan masa
kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman. Terutama pada wanita yang
pernah mengalami keguguran dan teratogen. Wanita ini dengan tidak sabar
menunggu berakhirnya trimester pertama samapai meraka dapat tenang dan percaya
terhadap kehamilannya.
Pada trimester pertama seorang ibu
akan mencari tanda-tanda untuk lebih menyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan pada dirinya akan selalu diperhatikan secara seksama. Karena
perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang dapat
diberitahukan kepada orang lain atau mungkin dirahasiakannya.
Bertambahnya berat badan adalah
bagian yang signifikan pada wanita selama trimester pertama. Ini menjadi uji
nyata yang dilakukan wanita seperti yang terlihat pada tubuhnya jelas bahwa dia
hamil. Bagi kebanyakan wanita, bertambahnya berat badan dapat dijadikan bukti
awal berkembangnya bayi meskipun sebenarnya bukanlah kejadian secara
fisik.wanita yang terlihat bertambah berat badannya berperan pada perlindungan
dan pertumbuhan abdomennya, yang berarti hamil baginya. Dan sebaliknya, bagi wanita
hamil dan ingin menyembunyikannya (seperti remaja yang belum menikah) bisa
mencegah mereka untuk menunjukkan dan mencoba untuk mengatasi masalahnya.
Hasrat untuk melakukan hubungan
seks, pada trimester pertama berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami
gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan merekamengalami penurunan libido selama
periode ini. Ekspresi seksual selama hamil bersifat individual. Beberapa
pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedang yang lain
mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh faktor
fisik, emosi dan interaksi termasuk takhayul tentang seks selama hamil, masalah
disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa
butuh untuk dicintai dan merasa kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan
seks. Libido sangat dipengaruhi kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan, kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses
kehamilan pada trimester pertama.
2. Trimester
II
Trimester kedua sering disebut
sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ini disebabkan pada
trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar
sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah memerima kehamilannya dan
mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat mersakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar daripada dirinya sendiri. Banyak ibu
yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dandan rasa tidaknyaman seperti yang
dirasakan pada trimester pertama dan merasa meningkatnya libido.
Perubahan
psikologis pada trimester kedua, secara umum periode trimester kedua
dikelompokkan menjadi dua fase, yakni prequickeckening (sebelum ada pergerakan
janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah ada pergerakan janin yang
dirasakan ibu).
- Fase Pre Quickening
Selama akhir trimester pertama dan
masa prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi segala aspek
yang telah terjadi selama hamil. Disini ibu menganalisa dan mengevaluasi
kembali segala hubungan interpersonal yang terjadi dan menjadikannya sebagai
dasar-dasar dalam mengembangkan interaksi sosial dengan bayi yang akan
dilahirkannya.
Perasaan menolak terhadap sikap
negatif dari ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya, kecuali bila
ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan
identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini
adalah perubahan identitas dari penerima kaih sayang (dari ibunya) menjadi
pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan
pengertian bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang penuh
kasih sayang kepada anak-anak yang akan dilahirkannya kelak.
- Fase Post Quickening
Setelah ibu hamil merasakan
quickening, maka identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus pada
kehamilannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru sebagai seorang
ibu. Terkadang perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali
dan wanita karir. Oleh sebab itu, ibu harus diberikan pengertian bahwa dia
tidak harus membuang segala peran yang diterima sebelum masa hamilnya.
Pada wanita multi gravida, peran
baru menggambarkan bagaimana dia bisa menjelaskan hubungan dengan anaknya yang
lain dan bagaimana jika dia harus meninggalkan rumah untuk sementara waktu
disaat proses persalinan. Pergerakan bayi membantu ibu membangun konsep bahwa
bayinya adalah makhluk hidup yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan
perubahan fokus pada bayinya.
Bentuk-bentuk reaksi psikologis pada
trimester kedua, untuk trimester kedua kehidupan psikologis ibu hamil tampak
lebih tenang dan mulai dapat beradaptasi, perhatian mulai beralih pada
perubahan bentuk tubuh, kehidupan seksual, keluarga, dan hubungan batiniah
dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan
figur ibu, melihat, dan meniru peran ibu. Selain itu, ketergantungan ibu hamil
kepada pasangan juga semakin meningkat seiring dengan perkembangan
kehamilannya.
3. Trimester III
Trimester
ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Pada periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar
untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan pada saat bayinya
tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah
dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya.
Trimester ketiga
adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua,
seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Saat ini orang-orang
disekelilingnya akan membuat rencana pada bayinya. Wanita tersebut akan
berusaha melindungi bayinya, dengan menghindari kerumunan atau seseorang atau
apapun yang dianggap membahayakan. Dia akan membayangkan bahwa bahaya terdapat
di dunia luar. Memilih nama adalah aktivitas yang dilakukan dalam mempersiapkan
kehadiran bayi. Dia mungkin akan mencari buku yang berisi nama-nama atau
mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang berkaitan dalam rangka
mempersiapkan kelahiran dan kesiapan menjadi orangtua. Membuat atau membeli
pakaian bayi, mengatur ruangan,. Banyak hal yang diberikan untuk merawat
bayinya.
Sejumlah
ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap
hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tau kapan dia melahirkan. Mimpinya mencerminkan
perhatian dan kekhawatirannya. Dia lebih sering bermimpi tentang bayinya,
anak-anak, persalinan, kehilangan bayi, atau terjebak di suatu tempat kecil dan
tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada saat melahirkan. Rasa tidaknyaman timbul lagi karena perubahan
body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan.
Wanita juga
mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hak istimewa yang
dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, dan merasa
kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka juga terjadi
pada masa ini. Wanita tersebut mungkin merasa canggung, jelek, tidak rapi, dia
membutuhkan perhatian yang lebih besar dari pasangannya. Pada pertengahan
trimester ketiga, hasrat seksual tidak setinggi pada trimester kedua karena
abdomen menjadi sebuah pengahalang.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
A. FAKTOR
FISIK
1. Status kesehatan/penyakit
Ada
dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang
dialami ibu hamil :
a. Penyakit
atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini
adalah Hyperemesis gravidarum,
preeklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,
kelainan palsenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, gemelli.
b.
Penyakit atau kelainan yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana
penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini
dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kehamilan
ini adalah:
·
Penyakit atau kelainan alat
kandungan, varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva,
peradangan, gonorea, trikominisiasis vaginalis, kandidiasis, amoebasisi, DM,
bartholinitis, kista bartholini, kondiloma akuminata, fistula vagina, kista
vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, prolapsus uteri, tumor
uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.
·
Penyakit kardiovaskular misalnya
peyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisisensi, jantung
rematik, endokarditis.
·
Penyakit darah misal, anemia dalam
kehamilan, leukemia, penyakit hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah,
purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia,
iso-imunisasieri-troblastosisfetalis.
·
Penyakit saluran nafas
misalnya,influenza,bronchitis, pneumoni, asma bronkiale, TB paru.
·
Penyakit traktus digestivus misalnya
ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus,
valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolon, tumor usus, hemorroid
dan lain-lain
·
Penyakit hepar dan pancreas
·
Penyakit ginjal dan saluran kemih
·
Penyakit endokrin
·
Penyakit saraf
·
Penyakit menular misalnya, penyakit
akibat hubungan seksual, campak, parotitis,malaria dan lain-lain.
Beberapa
pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, anemia berat
partus prematurus, asfiksia neonaturum, shock dan perdarahan. Pemahaman
mengenai penyakit- penyakit tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor
resiko sehingga mampu melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese
sangat perlu dalam menggali komponen-komponen penyakit yang menyertai
kehamilan.
2. Status gizi
Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam
keadaan tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan
hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus
cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh
selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang
buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai
darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat,
sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain
pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap
ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan
kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus
diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat,
protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein
nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih
dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Kebutuhan
zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
1). Asam folat
Asam folat
adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau
(seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut
juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau
vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal
dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi..
Kekurangan
asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio plasenta,
dan kelainan kongenital pada janin.
Pemberian
asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi, satu bulan sebelum konsepsi dan
1 bulan post konsepsi, karena neural tube manusia menutup pada minggu ketiga
post konsepsi. Minimal pemberian suplemen asam folat yang dimulai 2 bulan
sebelum konsepsi dan belanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian
asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram, sedangkan untuk kelompok
dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.
2). Energi
Diet pada
ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan
gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan
kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285
kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
3)
Pembentukan
jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gran dalam 6
bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
4) Zat besi
(FE)
Pemberian
suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun
cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90
tablet perhari.
5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg perhari.
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg perhari.
6)
Pemberian
suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit menular seksual dan
di negara dengan musim dingin yang panjang.
7)
Pemberian
yodium pada daerah yang endemik kretinisme.
8)
Tidak ada
rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan selama
hamil.
Perbandingan kebutuhan gizi wanita normal dan
hamil
|
Makanan
|
Ibu Normal
|
Ibu Hamil
|
|
Kalori (kal)
|
2.500
|
2.780
|
|
Protein (gram)
|
60
|
72
|
|
Kalsium (gram)
|
0,8
|
1,5
|
|
Feerum (Fe) (mg)
|
12
|
15
|
|
Vitamin A (IU)
|
5.000
|
5.200
|
|
Vitamin B (mg)
|
1,5
|
1,7
|
|
Vitamin C (mg)
|
70
|
80
|
|
Vitamin D (SI)
|
2,2
|
2,5
|
|
Riboflavin
|
15
|
18
|
|
Asam Nikotin
|
600
|
Kenaikan
berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal
sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai
berikut:
|
Usia
Kehamilan
|
Kenaikan
Berat Badan
|
Faktor
Kenaikan Berat Badan
|
|
Trimester I
|
± 1 kg
|
Hampir
seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
|
|
Trimester II
|
± 3 kg
atau 0.3 kg/ minggu
|
60%
dikarenaka pertumbuhan jaringan pada ibu.
|
|
Trimester III
|
± 6 kg
atau 0,3-0,5 kg/ minggu
|
60%
dikarenakan pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu ± 3 kg.
|
Penilaian Status Gizi:
1) Berat badan
dilihat dari Quetelet atau body mass index.
Ibu hamil dengan berat badan dibawah
normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir
rendah.Indikator untuk penilaian indexs masa tubuh adalah:
|
Nilai IMT
|
Kategori
|
|
Kurang dari 20
|
Underweight/ dibawah normal
|
|
20-24,9 kg
|
Desirable/ normal
|
|
25-29,9
|
Moderate obesity/ gemuk/ lebih
dari normal
|
|
Over 30
|
Severe obesity/ sangat gemuk
|
2) Ukuran
lingkar lengan atas ( LILA)
Standar minimal untuk lengan atas
pada wanita dewasa adalah atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA
kurang dari 23,5 maka interprestasinya adalah kurang energi kronis.
3) Kadar
hemoglobin
Kurang gizi pada ibu hamil
Bila ibu
mengetahui kurang gizi pada kehamilannya maka akan menimbulkan masalah baik
pada ibu hamil atau pada janin:
1. Terhadap ibu
Kekurangan
gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain:
perdarahan, anemia dan lain-lain
2. Terhadap
persalinan
Pengaruh
kekurangan gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya ( premature), perdarahan setelah
persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Tehadap
janin
Kekurangan
gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapt
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal.
c. Faktor-faktor gaya hidup
Cara hidup
yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para wanita
pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung
menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi
hari, keletihan, sakit punggung dan gangguan pencernaan.
Selain itu,
ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi wanita hamil antara lain:
1) Kebiasaan
minum jamu
Minum jamu
merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, hal ini terjadi
terutama apabila minum jamu pada trimester satu.
Efek minum jamu:
a.
Bagi janin
·
Dapat membahayakan tumbuh kembang
janin
·
Menimbulkan
kecacatan
·
Abortus
·
BBLR
·
Partus prematurus
·
Kelainan ginjal
dan jantung janin
·
Asfeksia
neonatorum
·
Kematian janin
dalam kandungan
b. Bagi ibu:
·
Keracunan
·
Kerusakan
jantung dan ginjal
·
Syok
·
Perdarahan.
Efek-efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu
pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman
bagi ibu.
2) Mitos
Mengenai
mitos atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak boleh makan
makanan yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan
dan bayi, minum air putih dan sebagainya. Mitos yang mendukung asuhan tentunya
diperbolehkan sedangkan yang nembahayakan dalan asuhan kehamilan semestinya
kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang tepat pada
ibu hamil.
3) Aktivitas seksual
Berdasarkan
konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual
ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam aktivits
seksual ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence terdapat
perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin
terjadi peningkatan atau penurunan libido. Namun menurut konsep evidence based
menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak
terbukti siknifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.
4)
Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak
boleh sama sekali melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di
luar rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran
dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktifitas
bagi ibu hamil adalah tingkat keamanannya bagi ibu hamil. Nasehat yang perlu
disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktifitas atau
pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan
beresiko atau tidak untuk kehamilannya.
5)
Senam hamil
Ibu hamil bisa melakukan senam hamil untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan fisisk ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan
pegal-pegal, dan aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi persalinan.
6)
Perokok
Merokok adalah perilaku yang merugikan dan membahayakan bagi ibu hamil. Ibu
hamil yang perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir.
Efek yang
muncul diakibatkan merokok adalah:
a)
Bagi janin
·
BBLR
· Persalinan preterm
· Kematian perinatal.
· Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak
janin dan peningktan denyut jantung janin.
b)
Bagi ibu
·
Penyakit paru
· Jantung
· Hipertensi
·
Kanker dan
lain-lain.
Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang
penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian
konseling tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus
mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan
1. Antenatal care
2. Kelas antenatal bagi perokok
3. Mengurangi periklanan tentang rokok
4. Area bebas rokok
5. Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok
di institusi atau tempat kerja masing-masing.
7)
Kehamilan di luar nikah dan Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang
dikarenakan seks pra nikah atau seks bebas. Selain itu juga bisa terjadi pada
ibu dengan status marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang
sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini dikarenakan oleh kegagalan alat
kontrasepsi.
Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
a.
Melarikan diri
dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak ke
oaring alin atau panti asuhan.
b.
Berusaha
melakukan aborsi atau bunuh diri.
c.
Melakukan
pekerjaan seorang ibu walau dengan keterpaksaan.
Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan bila
dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila
pasanagan tidak mau menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi
perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa
malu, rendah diri,merasa bersalah atau berdosa, dpresi atau tertekan, pesimis
dan lain-lain. Dalam hal ini peran bidan juga diperlukan unutk membantu
memberikan penyuluhan tentang seks kepada masyarakat khususnya para remaja agar
terhindar dari seks bebas. Selain itu
bidan juga harus memberikan konseling pada pasangan usia subur untuk memilih
alat kontrasepsi yang aman dan nyaman. Dengan demikian masalah hamil di luar
nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak lagi terjadi.
d.
Subtance abuse
Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu
hamil.
a.
Penggunaan
obat-obat selama hamil
b.
Merokok
c.
Alkohol dan
caffeine
d.
Hamil dengan
ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
e.
Sinar rontgen
atau radiasi
e.
Kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak
diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja yang dikarenakan
sex pranikah, atu sex bebas, juga dapat terjadi pada kasus ibu marital atau
pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan
kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi.
f.
Kehamilan dengan kematian janin dalam kandungan
Ibu hamil dan janin mati dalam kandungan akan mengalami proses kehilangan
karena sudah ada proses dekat dengan bayinya. Pada proses kehilangan, ibu akan menunjukkan reaksi emosional.
2.
Faktor Psikologis/ Jiwa Dalam Kehamilan
Stressor adalah stress yang terjadi pada
ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan
emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
a.
Stressor internal
Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya
diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap
kehamilan, takut terhadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.
b.
Stressor eksternal
Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental
dan brokenhome.
Dukungan keluarga juga merupakan
andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan
masa nifas.
3. Faktor
Lingkungan Sosial, Budaya Dan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi
kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang
digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau
perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku
makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.
Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka
sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu
hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya
setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat.
Ekonomi juga
selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga
dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat
tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan
baik.
Yang patut
diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang
berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita
usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus
disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah kita buat dapat kita simpulkan bahwa proses kehamilan yang dialami setiap wanita akan menimbulkan
perubahan–perubahan pada fisik, maupun psikologis. Direncanakan atau tidak,
calon ibu perlu mempersiapkan diri secara psikologis sejak sebelum, selama, dan
sesudah kehamilan. Perubahan–perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan,
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.
Trimester
pertama sering disebut sebagai masa penentuan. Dia akan merenungkan keadaan
dirinya. Dari munculnya kebingungan tentang kehamilannya dengan pengalaman
buruk yang pernah dialaminya sebelum kehamilan, efek kehamilan yang akan
terjadi pada hidupnya (terutama jika ia wanita karir), tanggungjawab baru atau
tambahan yang akan dipikul, kecemasan tentang kemampuan dirinya untuk menjadi
seorang ibu, keuangan dan rumah, penerimaan kehamilannya oleh orang lain.
Perubahan
psikologis pada trimester kedua, secara umum periode trimester kedua
dikelompokkan menjadi dua fase, yakni prequickeckening (sebelum ada pergerakan
janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah ada pergerakan janin yang
dirasakan ibu).
Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua, seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi. Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita
mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tau kapan dia
melahirkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kusmiyati Yuni, SST, dkk, 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).Yogyakarta:Fitramaya
Komentar
Posting Komentar